Berlanggan artikel Blogtegal via e-Mail
Hijau Hitam

Populer Post

SELAMAT DATANG DIBLOG INI, SEMOGA BLOG INI BISA BERMAMFAAT BAGI KITA SEMUA.YAKIN USAHA SAMPAI

Biografi Lafran Pane - Pendiri HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)

Lafran Pane lahir di kampung Pagurabaan, Kecamatan Sipirok, yang terletak di kaki gunung Sibual-Bual, 38 kilometer kearah utara dari Padang Sidempuan, Ibu kota kabupaten Tapanuli Selatan, dia merupakan tokoh pendiri organisasi HMI (Himpunan Mahasiswa Islam)..

Selengkapnya...

Gubernur Minta HMI Bantu Pembangunan

Senin, 14 Juni 2010 21:34 Palembang, Situs Hukum - Program pembangunan tidak bisa dilaksanakan dengan baik tanpa dukungan dari seluruh lapisan masyarakat, termasuk Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Oleh karena itu partisipasi aktif HMI sangat diharapkan. Demikian harapan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin ketika menerima pengurus HMI Cabang Palembang dipimpin Ketuanya Jon Kenedy di Griya Agung Palembang, Minggu malam. .

Selengkapnya...

HMI dalam Tantangan Lingkungan

Untuk menyonsong HMI masa depan, semestinya memiliki kemampuan organsiasi yang handal dan mantap, karena masalah yang di hadapi bukanlah tugas ringan tetapi sebuah masalah yang berat dan rumit, karena melihat HMI hari ini sebagai kegagalan perjuangan karean ditandai melemahnya HMI kenyataan ini ditandai dengan berbagai kritikan dan gugatan dan serta hujatan terhadap HMI.

Selengkapnya...


SERBA-SERBI

Senin, 26 Maret 2012 | 0 komentar

Tomcat "Si Kumbang Merah" Sahabat Manusia

Minggu, 25 Maret 2012 23:44 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Saidulkarnain Ishak dan Untung Setiawan/Antara

Sebetulnya, si kumbang merah (tomcat) itu sahabat masyarakat tani yang sering berada di sawah. Tomcat, makhluk ciptaan Allah SWT yang sesungguhnya menjadi sahabat manusia karena ikut menyerang dan memakan hama padi sawah.

Memang belum ada suatu penelitian mengenai lebih banyak manfaat atau mudharat dari "si kumbang merah" ini. Apa yang lebih dominan, sebagai penyerang hama padi (sahabat petani) atau lebih banyak mudharat (pembawa penyakit) bagi manusia.

Begitupun, serangga bernama tomcat itu tetap perlu diwasdapai karena masuk dalam kategori hama yang membahayakan bila bersentuhan dengan kulit manusia. Tindakan yang perlu dilakukan minimal mencegah "si kumbang merah" tidak masuk ke rumah.

Sebagai sahabat petani, tentu perlu kiat tersendiri dalam menjaga agar si kumbang merah tetap pada proporsinya dan jangan sekali-sekali dilakukan dengan tindakan yang merugikan banyak pihak, terutama masyarakat tani yang
Sumber :
http://www.republika.co.id/berita/nasional/lingkungan/12/03/25/m1g95s-tomcat-si-kumbang-merah-sahabat-manusia

Tomcat adalah Sahabat Petani

Senin, 26 Maret 2012 18:53 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, CAKUNG – Tomcat bukan menjadi petaka bagi petani, justru serangga tersebut sangat membantu mereka.

"Tomcat bukan bahaya bagi kami, justru kami terbantu," ujar Soyid (56). Sudah 12 tahun dia menjadi petani di persawahan Cakung, Jakarta Timur.

Setiap hari dia selalu melihat tomcat. Serangga tersebut sering hinggap di badannya, namun dia biasa saja, tidak ada gejala apa-apa.

Para petani biasa memanggil tomcat dengan 'semut gede'. Serangga ini menjadi sahabat petani karena membantu mereka memberantas hama tanaman sayuran, yakni wereng. Hama jenis wereng beragam, ada wereng merah, putih, coklat, dan hitam. Bila tanaman atau sayuran sudah terkena hama ini, maka sayurang terancam mati.

Soyid mengatakan, bila wereng terkena padi maka sudah dipastikan gagal panen. Dulu dia menanam sawi dan pakcoy, namun hama wereng sangat suka tumbuhan tersebut.

Saat ini, dia beralih menanam kangkung dan bayam. Selama menjadi petani, Soyid tidak pernah tersengat tomcat. Padahal, tiap hari dia pasti mendapatkan tomcat di kebunnya.

Redaktur: Chairul Akhmad
Reporter: Nora Azizah
http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/12/03/26/m1hqdo-tomcat-adalah-sahabat-petani

KOLOM ALUMNI

Minggu, 25 Maret 2012 | 0 komentar

AMIEN RAIS - HMI

Amien Rais - Bapak Reformasi Indonesia

Tokoh Jogja - Akademisi


Amin Rais merupakan tokoh politik yang melejit namanya menjelang lahirnya gerakan reformasi yang dimotori mahasiswa di tahun 1998,Ia dikenal sebagai tokoh penggagas reformasi dan orang yang dianggap kritis semasa pemerintahan Presiden Soeharto. Lahir di Solo Jawa Tengah 26 April 1944, Amin merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Semasa kecil ia dididik dalam lingkungan agama islam yang kental,orang tuanya sendiri berkegiatan aktif di organisasi Muhammadiyah. Semasa kecil dihabiskan amin di kota kelahirannya, yaitu surakarta solo. Saat TK,SD,sampai SMA dilaluinya di kota tersebut. Di samping sekolah umum, ia juga mengikuti pendidikan agama di Pesantren Mamba’ul Ulum dan nyantri di pesantren Al-Islam.
Sewaktu kuliah di Universitas Gadjah Mada, Amin Rais belajar di  Hubungan Internasional sebagai jurusan yang dipilihnya karena cita – cita Amin ketika itu ingin menjadi seorang Duta Besar. Setelah itu Ia menikah dengan seorang gadis yang sudah dikenalnya sejak kecil, bernama Kusnasriyati Sri Rahayu pada tanggal 9 Februari 1969. Saat ini mereka dikarunai lima orang anak, tiga putra dan dua putri bernama Ahmad Hanafi, kemudian Hanum Salsabiela, AhmadMumtaz, Tasnim Fauzia, dan yang terakhir Ahmad Baihaqy. Selain terus menemani kegiatan Amin, istrinya Kusnasriyati mengisi kesibukannya dengan membangun sebuah Taman Kanak – Kanak ( TK) di samping rumah.
amien raisKetika menjadi mahasiswa, Amin aktif  berorganisasi, Ia termasuk salah seorang pendiri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah[IMM]. Ia juga pernah aktif di Himpunan Mahasiswa Islam [HMI], dan pernah dipercaya untuk menduduki jabatan sekretaris Lembaga Dakwah Mahasiswa Islam [LDMI] HMI Yogyakarta. Selain itu ,semasa kuliahnya Ia  juga produktif dalam menulis artikel – artikel serta opini di berbagai surat kabar. Sampai muncul larangan untuk berkuliah ganda dari pemerintah,selain terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ( FISIPOL )UGM , Amin Rais juga berkuliah Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri [IAIN] Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
Amien menyelesaikan studinya di UGM pada tahun 1968 ,dengan tugas akhir berjudul Mengapa Politik Luar Negeri Israel Berorientasi Pro Barat dan lulus dengan nilai A. Kemudian Ia melanjutkan pendidikan pascasarjana di University of Notre Dame, Indiana, Amerika Serikat, yang diselesaikan tahun
1974  dengan gelar MA. Kemudian Ia melanjutkan jenjang studinya pada program doktor di University of Chicago, AS, dengan mengambil bidang studi Timur Tengah dan meraih gelar doktor pada tahun 1981.Ketika melakukan penelitian untuk mendapatkan gelar doktor,Amin melakukan penelitiannya di Mesir selama satu tahun. Selama itu juga Ia terdaftar sebagai mahasiswa luar biasa di Departemen Bahasa, Universitas Al-azhar,Kairo.
Prinsip hidupnya ialah mencari ridha dan ampunan Allah. Untuk mencapainya, orang harus berbicara dan berbuat apa adanya. Amin juga  membagi kebahagiaan menjadi tiga jenis, yaitu kebahagiaan spiritual, kebahagiaan intelektual, dan kebahagiaan psikologis. Kebahagiaan spiritual diperoleh dengan cara menjalani hidup sesuai dengan rel agama. Kebahagiaan intelektual diperoleh dengan cara memberikan kontribusi pemikiran kepada masyarakat. Sedangkan kebahagiaan psikologis didapatnya bila ia bisa berbuat atau menolong orang lain. Saat ini Amin Rais masih aktif sebagai pengajar di FISIPOL UGM. (Afra Khumairah/kotajogja.com)

Calon Pimpinan KPK, Abdullah Hehamahua Pernah Jual Pisang Goreng

Ditulis oleh , 29 Jul 2011, 15:42:09 | Beri Komentar
Jakarta – Abdullah Hehamahua calon pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) periode 2011-2014 adalah sosok yang sederhana dan memiliki kedisiplinan tinggi. Mantan ketua Pengurus Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) ini selalu mengenakan baju batik lengan panjang dan songkok hitamnya. Ia selalu terdorong untuk memberikan contoh hidup sederhana kepada para anak buahnya.
Walaupun punya rumah di perkampungan Rawa Denok, Depok, tepatnya di Jl H Kimah, Rangkapan Jaya Baru. Namun suami Emma Suhartrimah Heryatti ini lebih memilih sewa rumah di Jalan Bukit Duri. Setelah itu, dia mengontrak rumah dua kamar di kawasan Jalan Al Barkah, kompleks Masjid As-Syafiiyah di kawasan Menteng Pulo, Jakarta Pusat.
Demikian pula kedisiplinan dirinya dalam memanfaatkan fasilitas negara yang diterimanya sebagai pejabat KPK. Misalnya, jangan bayangkan bisa berbincang dengannya di ruang kerja saat jam-jam efektif. Apalagi untuk urusan tak terkait tugas KPK.
Abdullah selalu berprinsip, menghindari korupsi itu harus dimulai dari hal-hal kecil. Meski resepsionis sudah membuatkan surat pengantar untuk bisa menemui di ruangannya, bapak empat anak ini memilih mengajak turun ke ruang tunggu di lantai satu.
Selain ruang tunggu di lantai satu, untuk menemui tamu yang terkait dengan urusan pribadi, ada tempat lain yang biasa dipilih Abdullah. Yakni, musala gedung Jasa Raharja yang bersebelahan dengan gedung KPK. Itu pun pada jam istirahat.
Kehidupan pahit didalam teralis penjara pernah dilaluinya saat masa Orde Baru, yang pertama pada saat maraknya demo mahasiswa untuk menurunkan Soekarno, pada tahun 1967. Kedua. ia ditahan karena menulis artikel di koran mahasiswa tentang kesalahfahaman yang terjadi antara dirinya dengan polisi. Dan yang terlama ialah ketika dirinya bersama empat teman lainnya ditangkap pada saat terjadi peristiwa Malari tahun 1974. Dia dipenjara selama 1 tahun 8 bulan.
Selain dipenjara, Abdullah juga pernah berhijrah ke Malaysia selama beberapa tahun sampai Orde Baru tumbang pada tahun 1998. Penasihat KPK ini membawa serta istri dan tiga orang anaknya Rabiah Adawiyah, Muhammad Imam Ghazali, dan Muhammad Yusuf Abduh. Selama dalam masa hijrahnya Abdullah dianugerahi Allah seorang putra yang diberi nama Muhammad Fajar Hijratullah.
Alasan, Abdullah hijrah ke Malaysia dikarenakan situasi politik sangat mencekam setelah terjadi peristiwa berdarah pembantaian ummat Islam yang sedang menghadiri tabligh akbar di Tanjung Priok Jakarta Utara oleh tentara.
Selama di Malaysia, Abdullah menyelesaikan program diploma elektro di perguruan tinggi swasta. Sempat juga jualan es kelapa dan pisang goreng di pinggir jalan Kuala Lumpur. Kemudian menjadi editor di sebuah penerbitan buku.
Dunia perpolitikan juga sempat diterjuninya, walaupun tak berlangsung lama. Abdullah pernah menjadi Ketua Umum Partai Masyumi pada kepemimpinan BJ Habibie
Tahun 2000, DPR mensahkan UU tentang pembentukan KPKPN (Komisi Pemberantasan Korupsi Penyelenggara Negara) yang kemudian pada tahun 2005 berubah nama menjadi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Di lembaga yang sering disebut secara sinis sebagai lembaga ”super body” ini, nama Abdullah Hehamahua seperti tidak bisa dipisahkan, karena pada pembentukan pertama beliau menjadi wakil ketua dan yang kedua menjadi penasihat.

Sumber :  http://beritaprima.com/2011/07/29/calon-pimpinan-kpk-abdullah-hehamahua-pernah-jual-pisang-goreng/

A. M. Fatwa

Andi Mapetahang Fatwa atau A.M. Fatwa (lahir di Bone, Sulawesi Selatan, 12 Februari 1939; umur 72 tahun) adalah seorang anggota DPR RI dan Wakil Ketua MPR RI periode 2004-2009 dari PAN.

Pendidikan

  1. Sarjana Muda (BA), IAIN Jakarta, 1963.
  2. Sarjana Muda (BA) Publisistik, Universitas Ibnu Khaldun, Jakarta, 1964.
  3. S1 Fakultas Ketatanegaraan dan Ketataniagaan Universitas 17 Agustus (Untag), Surabaya/Jakarta 1970.
  4. Kursus Staf dan Kepemimpinan Pegawai Pemda DKI Jakarta, 1975.
  5. Latihan Militer di Sekolah Dasar Perwira Komando (Sedaspako) KKO-AL (Marinir), Surabaya, 1966.
  6. Kursus Pelatihan Manajemen di LPPM, Jakarta, 1979/1980.

Karier

  • Imam Tentara, Wakil Kepala Dinas Rohani Islam KKO-AL (Marinir) Komando Wilayah Timur di Surabaya, 1967-1970
  • Kepala Sub Direktorat Pembinaan Masyarakat Direktorat Politik Pemda DKI Jakarta/Staf Khusus untuk masalah-masalah agama dan politik Gubernur Ali Sadikin, 1970-1979
  • Staf Khusus Menteri Agama Tarmizi Taher, 1996-1998
  • Wakil Ketua DPR RI Periode 1999-2004
  • Wakil Ketua MPR RI Periode 2004-2009

Pengalaman Organisasi

  • Pelajar Islam Indonesia (PII), sejak 1957, dari tingkat Cabang, dan Pengurus Besar, Kini Dewan Penasehat Perhimpunan Keluarga Besar PII.
  • Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), sejak 1960, dari Komisariat, Cabang, dan Pengurus Besar. Kini Dewan Penasihat Majelis Nasional Korps Alumni HMI (KAHMI).
  • Muhammadiyah, sejak 1959, mulai dari Ranting, Cabang, dan Pimpinan Pusat. Kini Wakil Ketua Lembaga Hikmah Pimpinan Pusat.
  • Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI), sejak 1993, mulai dari Penasihat Orsat, Orwil, hingga kini sebagai Dewan Pakar Pengurus.
  • Front Nasional Pembebasan Irian Barat di Sumbawa, 1958-1959, selanjutnya aktif di Front Nasional Pusat, 1963-1964.
  • Badan Kerjasama Pemuda Militer (BKSPM) di Sumbawa dan Pusat, 1958-1961.
  • Badan Kerjasama Ulama Militer (BKS-UM) Jakarta Raya.
  • Front Pemuda Pusat, 1961-1962.
  • Ketua Senat Corps Pelajar Calon Perwira ALRI (Corps PT PAL), se-Indonesia, 1962-1963.
  • Sekretaris Perserikatan Organisasi-Organisasi Pemuda Islam seluruh Indonesia (PORPISI), Organisasi Konfederasi Tingkat Pusat, 1963-1964.
  • Penandatangan deklarasi berdirinya Sekretariat Bersama Golongan Karya (Sekber Golkar), 20 Oktober 1964.
  • Sekretaris Umum Badan Amal Muslimin, Organisasi konfederasi Ormas-ormas Islam tingkat pusat, 1976-1977. Badan Amal Muslimin adalah mediator dan fasilitator berdirinya Partai Muslimin Indonesia (Parmusi).
  • Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) DKI Jakarta, juga anggota Komisi Ukhuwah Islamiyah MUI Pusat 1975-1979.
  • Penandatangan Petisi 50, 1980. Sekretaris Kelompok Kerja Petisi 50, 1980-1996.
Dewan Penasihat Alumni IAIN/UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.
  • Sekjen MTQ Nasional V/1972 di Jakarta, kemudian menjadi Ketua Umum Provinsi DKI 1973-1979, selanjutnya mempersiapkan konsep pelembagaan MTQ Nasional hingga terbit SK Bersama Menag dan Mendagri tentang pembentukan LPTQ Nasional.
  • Ketua Umum Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI 1976-1979.
  • Ketua II Korps Muballigh Indonesia, pimpinan Sjafruddin Prawiranegara, 1983-1984.
  • Ketua Korps Muballigh Muhammadiyah DKI, 1977-1999.
  • Dewan Penasihat Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) Pusat.
  • Dewan Penasihat Kerukunan Keluarga Masyarakat Bone (KKMB) Pusat.
  • Mendirikan dan memimpin beberapa Yayasan Pendidikan dan Sosial, antara lain Yayasan Putra Fatahillah dan Yayasan Pondok Karya Pembangunan sebagai proyek monumental dari Pemda DKI.
  • Deklarator Partai Amanat Nasional tingkat Pusat. Ketua DPP PAN, 1998-sekarang.

BERITA

| 0 komentar

Akbar Tandjung: Kelembagaan HMI Harus Diperkuat.

Senin, 27 Desember 2010 23:41 WIB | 1821 Views

Jakarta (ANTARA News) - Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Akbar Tandjung, mengatakan, kelembagaan HMI harus diperkuat agar tidak terseret dalam dunia politik.

"HMI harus konsisten sebagai organisasi yang independen. Tidak masuk ke dalam carut marut perpolitikan yang ada," kata Akbar Tandjung dalam orasi politiknya pada Pelantikan Pengurus Besar HMI periode 2010-2012 di Tugu Proklamasi Jakarta, Senin malam.

Menurut dia, banyak alumni HMI yang masuk dunia politik, namun bukan berarti HMI terjebak dalam dunia politik.

"Kader-kader HMI harus memiliki sikap yang profesional sehingga HMI memiliki kekuatan moral yang akuntabel. HMI dibangun secara konsisten dari kekuatan moral, bukan kekuatan politik," katanya.

Akbar berharap kepemimpinan PB HMI periode 2010-2012 bisa memperkokoh HMI, memperkuat kelembagaan HMI, memperkuat basis kader-kadernya di kampus, sehingga tetap memiliki intelektualitas tinggi untuk mengatasi persoalan kompleks yang dihadapi bangsa ini.

HMI juga harus pro aktif memberikan masukan-masukan kepada pengambil kebijakan untuk kepentingan pembangunan bangsa dan berperan untuk mengawal demokrasi.(*)

S037/Z002/AR09
Editor: Jafar M Sidik

TOKOH

Kamis, 09 Februari 2012 | 0 komentar

Lafran Pane



Lafran Pane adalah anak keenam Sutan Pangurabaan Pane. Di tangan Sutan Pangurabaan Pane,  anak-anaknya dididik menjadi generasi muda bangsa yang keras dan melawan. Tiga dari anaknya kemudian menjadi tokoh nasional, Armijn Pane dan Sanusi Pane (pelopor pujangga baru dan sejarawan nasional), dan juga Lafran Pane.
Meski demikian, keluarga para tokoh nasional ini tidak begitu dikenal di kampungnya, di Desa Pangurabaan. Tidak banyak yang tahu kalau Sutan Pangurabaan Pane pernah hidup di antara mereka sebagai figur ayah yang keras dalam mendidik anak-anaknya sehingga berhasil sebagai tokoh nasional.
Lafran Pane lahir di Padangsidempuan 5 Februari 1922. Untuk menghindari berbagai macam tafsiran, karena bertepatan dengan berdirinya HMI Lafran Pane mengubah tanggal lahirnya menjadi 12 April 1923. Sebelum mengenyam pendidikan di Sekolah Tinggi Islam (STI) latar belakang pendidikan yang utama dari Lafran Pane adalah Pesantren, HIS, MULO, dan AMS Muhammadiyah. Dia juga pernah belajar di sekolah-sekolah nasionalis, seperti Taman Aksara di Sipirok dan Taman Siswa di Medan.
Sebelum tamat dari STI, pada bulan April 1948, Lafran pindah ke Akademi Ilmu Politik (AIP).  Setelah Universitas Gajah Mada (UGM) dinegerikan tanggal 19 desember 1949,  AIP dimasukkan dalam Fakultas Hukum, Ekonomi, Sosial Politik (HESP). Di UGM, Lafran termasuk mahasiswa-mahasiswa yang pertama mencapai gelar sarjana, yaitu 26 Januari 1953. Sehingga Drs. Lafran Pane menjadi Sarjana Ilmu Politik yang pertama di Indonesia.
Saat Lafran berada di STI inilah dia mendirikan Himpunan Mahasiswa Islam. HMI merupakan organisasi mahasiswa  “Islam” pertama di Indonesia dengan dua tujuan utama. Pertama, mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia. Kedua, Menegakkan dan mengembangkan ajaran agama Islam. Dua tujuan inilah yang kelak menjadi fondasi dasar gerakan HMI sebagai organisasi maupun bagi kadr HMI secara individu.
Memang jika dilihat dari perspektif hari ini, pandangan nasionalistik rumusan tujuan tersebut barangkali tidak tampak luar biasa. Namun jika dinilai dari standar tujuan organisasi-organisasi Islam pada masa itu, tujuan nasionalistik HMI itu memberikan sebuah pengakuan bahwa Islam dan Keindonesiaan tidaklah berlawanan, tetapi berjalin berkelindan. Dengan kata lain Islam harus mampu beradaptasi dengan Indonesia, bukan sebaliknya.
Untuk mensosialisasikan gagasan keislaman-keindonesiaanya. Pada Kongres Muslimin Indonesia (KMI) 20-25 Desember 1949 di Yogyakarta yang dihadiri oleh 185 organisasi alim ulama dan Intelegensia seluruh Indonesia, Lafran Pane menulis sebuah artikel dalam pedoman lengkap kongres KMI (Yogyakarta, Panitia Pusat KMI Bagian Penerangan, 1949, hal 56). Artikel tersebut berjudul “Keadaan dan Kemungkinan Kebudayaan Islam di Indonesia”.
Dalam tulisan tersebut Lafran membagi masyarakat Islam menjadi 4 kelompok. Pertama, golongan awam , yaitu mereka yang mengamalkan ajaran islam itu sebagai kewajiban yang diadatkan seperti upacara kawin, mati dan selamatan. Kedua, golongan alim ulama dan pengikut-pengikutnya yang ingin agama Islam dipraktekan sesuai dengan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad S.A.W. Ketiga, golongan alim ulama dan pengikutnya yang terpengaruh oleh mistik. Pengaruh mistik ini menyebabkan mereka berpandangan bahwa hidup hanyalah untuk akhirat saja. Mereka tidak begitu memikirkan lagi kehidupan dunia (ekonomi, politik, pendidikan). Sedangkan golongan keempat adalah golongan kecil yang mecoba menyesuaikan diri dengan kemauan zaman, selaras dengan wujud dan hakikat agama Islam. Mereka berusaha, supaya agama itu benar-benar dapat dipraktekan dalam masyarakat Indonesia sekarang ini.
Lafran Pane meyakini bahwa agama Islam dapat memenuhi keperluan-keperluan manusia pada segala waktu dan tempat, artinya dapat menselaraskan diri dengan keadaan dan keperluan masyarakat dimanapun juga. Adanya bermacam-macam bangsa yang berbeda-beda masyarakatnya, yang terganting pada faktor alam, kebiasaan, dan lain-lain. Maka kebudayaan Islam dapat diselaraskan dengan masyarakat masing-masing.
Sebagai seorang muslim dan warga Negara Republik Indonesia, Lafran juga menunjukan semangat nasionalismenya. Pada pidato pengukuhan Lafran Pane sebagai Guru Besar dalam mata pelajaran Ilmu Tata Negara pada Fakultas Keguruan Ilmu Sosial, IKIP Yogyakarta (sekarang UNY), Kamis 16 Juli 1970, Lafran menyebutkan bahwa Pancasila merupakan hal yang tidak bisa berubah. Pancasila harus dipertahankan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Namun ia juga tidak menolak beragam pandangan tentang pancasila, Lafran mengatakan dalam pidatonya:
“Saya termasuk orang yang tidak setuju kalau Pemerintah atau MPR mengadakan interprestasi yang tegar mengenai pancasila ini, karena dengan demikian terikatlah pancasila dengan waktu. Biarkan saja setiap golongan mempunyai interpretasi sendiri-sendiri mengenai pancasila ini. Dan interpretasi golongan tersebut mungkin akan berbeda-beda sesuai dengan perkembangan zaman. Adanya interpretasi yang berbeda-beda menunjukan kemampuan pancasila ini untuk selam-lamanya sebagai dasar (filsafat) Negara “.
Dari apa yang telah Lafran Pane konstribusikan kepada bangsa dan negara, tentu sangat layak putra daerah dari Kecamatan Sipirok ini menjadi PAHLAWAN NASIONAL.

Hasil Pencarian Terkait:

,,armijn pane,,kahmi yogyakarta,,KELUARGA LAFRAN PANE,,lafran,,lafran phane,,pidato lafran pane,,tanggal lahir lafran pane,,tokoh tokoh lafran panehmi,

Sumber : http://www.kahmi.net/berita/nasional/149/lafran-pane/
 
© Copyright 2010-2011 komunitashijauhitam All Rights Reserved.
Template Design by Herdiansyah Hamzah | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.